Thursday, November 26, 2015

Untukmu ladies yang ketangguhannya tak habis-habis. Buka mata, hidupmu tak melulu soal cinta.

Bila banyak yang bertanya kenapa kamu sampai saat ini masih sendiri saja. Makan siang atau sekedar pergi ketoko buku kamu lalui tanpa ada yang menemani. Sampai kadang merasa seperti sedang uji nyali. Jangan bingung atau gusar apalagi sampai mencakar-cakar. Karena sendiri mungkin juga anugerah dari Sang sumber segala harapan. Agar kamu lebih berbenah lagi dan belajar berdiri dengan kaki sendiri. 

Siapa bilang kamu tak butuh cinta? Siapa bilang kamu juga tak bisa bermanja-manja? Kamu hanya tahu bahwa hidup tak melulu soal cinta. Saat yang lain sibuk dalam drama, kamu justru tenggelam dalam berbagai cara, untuk membahagiakan diri sendiri dan orang tua. Kamu sadar betul bahwa jodoh tak perlu dikejar-kejar. Ada mimpi yang lebih harus diprioritaskan untuk saat ini. Agar kamu lebih berpijar. Agar jodohmupun dengan mudah menemukan dimana tempatmu mekar.

Bukan tak pernah pula hatimu disapa oleh cinta. Beberapa dari mereka justru sempat buatmu susah lupa. Tapi kamu toh tetap percaya, kelak cinta yang dewasa dengan sederhana pasti bisa menyentuhmu tanpa paksa. Jadi jalani saja. Sendiripun saat ini, kamu masih bisa tertawa bahagia. Ada banyak hal indah yang dulu kamu lewati begitu saja. Ambil jalan putar dan menghampiri kembali, untuk sekedar berbagi tawa, rasanya sah-sah saja. Jadi tak perlu gelisah. Bahagia ada dimana-mana asal mau sedikit santai dan bersabar. Dia tak akan lari kemana-mana.

Bila teman-temanmu asyik menikmati akhir pekan dengan cinta yang sedang mereka puja-puja. Kamupun tak mau kalah untuk mencari bahan tertawa. Berkumpul dengan keluarga atau teman-teman yang punya visi dan misi sama denganmu pun, kamu lakoni dengan senang hati. Membicarakan berbagai topik yang sedang marak pun selalu berhasil membuat matamu berbinar. Mulai dari obat jerawat yang paling ampuh, sampai isu politik yang sedang marak juga bisa jadi bahan menarik untuk kamu perbincangkan. Syukur-syukur dari antara mereka nanti jodoh justru hadir tanpa diduga-duga.

Hatimu pun tak lantas kamu tutup dari hadirnya cinta. Kamu hanya sedang memilah-milah mana yang serius mana yang bercanda. Mana yang layak dipilih mana yang harus tersisih. Sudah sedewasa ini, kamu benar-benar tak ingin menjalani cinta hanya untuk punya nama. Gelar cewek laris bukan lagi incaran manis. Bagimu dia yang kamu nanti dengan sepenuh hati cukup pria dewasa penuh cinta dan bertanggung jawab. Bermental bajapun layak kamu masukan dalam penilaian. Agar dia tak cengeng menghadapi kerasnya dunia. Karena bersamanya ada banyak mimpi yang harus dijajal. Agar bisa bertahan dalam hantaman kehidupan.

Dia juga tak boleh luput dari cinta yang tak seadanya dan berharap diterima apa adanya. Karena bagimu cinta harusnya mengajarkan untuk tumbuh bersama. Kurang lebihnya dia memang akan kamu terima dengan lapang dada, tapi bila mau maju bersama bukankah itu jauh lebih baik nantinya? Karena itu untuk saat ini kamu lebih memilih bersabar daripada terburu-buru. Ungkapan 'semua indah pada waktunya' selalu mampu buatmu merasa lega. Kamu percaya bahwa akhir cerita dalam tangan Tuhan tak akan beri kamu rasa kecewa.

Menikmati proses itu lebih baik daripada mengeluhkan nasib. Percaya saja, ada tangan yang selalu menggenggam. Dia yang tak pernah meluputkan pandang. Bagimu cintaNya selalu bersemayam. Bila banyak yang datang dan pergi begitu saja, bukankah sampai detik ini disampingmu Dia tetap tinggal dan setia? Jadi tetaplah bersabar. Tangan Tuhan tak pernah kurang panjang merengkuhmu. Dia punya cinta yang tak ada kata selesainya. Jadi buat apa ragu-ragu? Ingatlah, bahwa Dia tak pernah main-main dengan masa depanmu. Asal mau berserah, Dia pasti buat semuanya sempurna.



"Bersyukurlah dalam ikhlas. Semua kelapangan hidup pasti akan terbuka." http://www.katakatagambar.com/2014/02/kata-kata-mutiara-bijak-motivasi-indah-wanita-hebat.html

Tuesday, November 24, 2015

Surat Cinta Dari Pria yang Mencintaimu Dengan Terlalu.

Hei gadisku, tak bisakah kamu berhenti tersenyum manis seperti itu? Oh Tuhan.. bagaimana bisa kulihat malaikat tanpa sayap seperti ini ada dihadapanku? Ketahuilah nona, bukan sehari dua hari kulalui waktu bersamamu, tapi herannya cinta tak kunjung surut hadir menyebut namamu dengan ramahnya.

Mungkin selama ini tak pernah satu kalipun kuucapkan kata-kata cinta yang buat pipimu merah merona. Bukan, bukan karena aku tak cinta. Aku hanya tak bisa seromantis pria-pria didrama korea. Kini akan ku beritahu satu rahasia besar yang selama ini kujaga dengan gagahnya. Jantung ini, masih sama deg-degan nya seperti saat pertama kali ku coba menyapa dirimu. Andai tak melekat, mungkin jantungku sudah lepas dari tempatnya.

Memandangmu tanpa suara sampai saat ini masih jadi pengalaman termanis yang kulakukan ketika berada didekatmu. Meski sudah jelas ku tahu hatimu sepenuhnya milikku. Tapi entah mengapa aku selalu merasa kecil dihadapanmu. Aku selalu merasa beruntung karena memilikimu. Bolehkah aku tetap mencintaimu dengan caraku? Menjagamu dengan segala cara yang ku bisa. Dalam diam aku selalu mengagumimu. Tak perlu banyak suara, tak perlu banyak cerita. Aku mencintaimu tanpa ada rekayasanya.

Saat ku lihat kamu tertawa, sadarkah kamu bahwa detik itu juga ruang hatiku bergetar dengan hebatnya? Ada cinta yang tak biasa. Ada rindu yang sulit diselesaikan. Hati kecil ini mengagumimu dalam setiap lakumu. Yang hebat darimu adalah aku selalu merasa cukup meski kamu tak berbuat apa-apa. Saat kamu bercerita, aku merasa dunia berhenti berputar seketika. Aku diam dan mendengarkan. Meski bukan puisi, ucapanmu selalu manis untuk diperdengarkan dalam gendang telingaku.

Bersamamu aku selalu merasa lebih kuat setiap harinya, tapi juga menjadi pemalu dalam waktu yang sama. Ada perasaan diterima meski aku banyak kurangnya. Tanganmu yang selalu terbuka, memelukku dengan lapang dada saat kurasa hidup tak sedamai yang kukira, sanggup buatku merasa temukan tempat terhangat yang mampu redupkan rasa dingin yang membuatku menggigil menghadapi hantaman kerasnya dunia.

Aku bingung kenapa kamu semakin terlihat cantik saja setiap harinya. Bahkan saat wajah tanpa riasan kamu tetap teduh merengkuh tatapku dalam bisu. Hai bidadari.. aku mencintaimu dengan rasa yang sama setiap watunya. Bolehkah kamu kupuja sampai aku menua? Bolehkah kamu kupeluk erat sampai nafas nanti terikat? Percayalah.. Kamu kucinta tanpa ada syarat apa-apa. 

Kuharap kamu tak akan pernah temukan kata jenuh saat bersamaku. Kuharap aku bisa menjadi cinta yang tak akan hilang dalam hatimu. Terimakasih kuucapkan padamu karena telah mengisi penuh hidupku dengan tawamu. Dengan segala yang ku bisa, akan kubuat kamu bahagia. Tertawa lepas menikmati indahnya cinta. 

Dari aku,

Lelaki yang mencintaimu tanpa banyak suara.


http://www.digaleri.com/2011/08/gambar-gambar-romantis-foto-percintaan.html

Monday, November 23, 2015

Untuk kalian yang selalu penasaran, biar surat terbukaku ini yang menjelaskan.

Karena kurasa ini bukan perlombaan, maka sepertinya aku tak perlu buru-buru mencapai garis finish hanya dengan bermodalkan kecepatan. Nanti, entah kapanpun itu. Aku pasti akan diikat juga dalam sebuah pernikahan. Dijariku, kelak akan melingkar sebuah cincin dengan label penyatu yang diberikan dari seorang pria yang memenuhi ruang hati. Dengan dia yang kuputuskan langkah untuk mencari berhenti selamanya.

Aku hanya tinggal tunggu waktu yang baik menurut jalan pikiran Tuhan. Menurut takdir bagaimana Tuhan berbicara. Tak perlu buru-buru. Karena yang aku tahu meski hanya sekali Tuhan benar-benar tak pernah ingkar janji. Pada hati yang mau bersabar janjiNya selalu ditepati. Dia merancang hidup umatNya dengan sangat sempurna. Tak ada yang terlalu cepat atau lambat, karena waktuNya selalu tepat dengan ending yang hebat.

Aku. Kurasa bukan karena tak ada yang mau, atau karena aku yang memasang harga terlalu tinggi dalam pasaran. Ini hanya bicara soal waktu. Bukankah kalian sendiripun tahu? Bahwa entah dimanapun dan seperti apapun dia, menurut garis takdir, aku adalah wanita yang berasal dari rusuk seorang pria.

Hanya mungkin untuk saat ini kami masih belum diijinkan saling jumpa dan sapa. Atau mungkin sebenarnya sudah, tapi Tuhan masih berkata nanti saja, Aku punya rencana indah untuk kalian berdua! Atau mungkin juga aku dan dia masih diminta untuk sama-sama berbenah, sehingga bila waktunya telah tiba, kami sama-sama siap untuk saling mendampingi selamanya. Jadi ku mohon pada kalian yang selalu saja penasaran, untuk lebih bersabar lagi menanti hari bahagiaku itu.

Adakah kesendirianku merepotkan kalian? Atau adakah penolakanku terhadap cinta yang tak kuinginkan membuat kalian rugi dalam banyak hal kecil maupun besar? Kalau tidak, maka kumohon menjauhlah. Berhentilah mendikte ini itu, atau berhenti banyak bicara. Komentar kalianpun tak lantas segera menghadirkan jodoh yang sedang ku nanti dengan segenap hati

Sekarang aku hanya sedang berusaha menikmati setiap waktuku kini. Entah sendiri atau bersama siapa, aku sedang sangat belajar memperbaiki diri menjadi wanita yang lebih baik lagi. Demi dia yang kelak datang untuk menjemputku. Mengajakku mengarungi hidup bersama dan menjadi ibu yang hebat bagi anak-anaknya. Karena pada hakekatnya, menikah bukan perkara hari ini atau nanti. Bukan masalah sekarang atau kapan-kapan. Tapi ini tentang kesepakatan yang tak akan lekang oleh pertengkaran. Jadi tunggu saja.

Dan untuk kamu hei calon lelakiku. Sudahkah kamu menemukan jalan untuk sampai dihadapanku? Tenang saja, aku masih sabar menunggumu. Tak perduli seberapa lama, atau akan bertemu dengan cara yang bagaimana. Percaya saja, kamu dan aku punya Tuhan yang tak main-main dengan doa umatNya. Karena itu tetaplah berusaha, aku disini dengan sabar menantimu dalam perbincanganku dengan Tuhan. Semoga kita segera dipertemukan dalam cinta yang tak lagi menemukan kegagalan.


"Semoga kita segera dipertemukan dalam cinta yang tak lagi menemukan kegagalan."



Tuesday, November 17, 2015

Walau tak seperti kita, apa mereka tak pantas untuk dicinta?

Dua hari yang lalu aku melakukan aktivitas lari sore. Mungkin karena sudah mulai sering hujan, sore itu taman terlihat lebih sepi dari biasanya. Aku berlari berkeliling taman. Kakiku terhenti saat melihat seorang ibu-ibu melempar ice cream yang tergenggam ditangannya pada wajah seorang anak berusia  sekitar 10 tahun. Aku bingung, anak itu diam saja. Saat kulihat wajahnya, aku sadar dia anak yang berbeda. Pandangan kosong namun tetap bisa memancarkan rasa takut itu menunjukan bahwa dia tak senormal anak- anak pada umumnya.

Masih belum selesai juga. Ibu itu masih memaki anak itu dengan kasar. "Awas kalo kamu masih berani dekat-dekat dengan anak saya. Dasar sial. cacat!" Ibu itu menghardik sambil mendorong tubuh anak tersebut. Tak tega melihat pemandangan itu, aku pun menghampiri dan bertanya ada apa. Ibu itu menjelaskan, bahwa anak itu tadi berusaha mendekati anaknya yang berusia 3 tahun dan menyodorkan ice cream untuk anaknya. Jijik, itulah alasan dia tak ingin anaknya didekati oleh anak keterbelakangan mental tersebut.

Setelah puas marah-marah ibu itu pergi begitu saja tanpa rasa bersalah. Aku segera membersihkan wajah anak itu yang belakangan ku tahu Damar namanya. Aku duduk menemani Damar menunggu ibunya datang menjemput. Tak lama kemudian, seorang ibu paruh baya datang menghampiri dengan perasaan khawatir. Berkali-kali dia meminta maaf atas kesalahan anaknya. Aku menjelaskan, aku bukan ibu yang memarahi anaknya tadi. Aku hanya menelpon karena nomor handphone itu yang diingat Damar.

Ibunya menangis sambil memeluk anaknya yang tak berekspresi sama sekali. Sesekali mulutnya berceloteh "adek kecil mau ice cream." Aku tak mengerti maksudnya. Sejenak ibunya bercerita kalau dia sebetulnya selalu melarang anaknya untuk bermain diluar rumah. Karena dia tahu, setiap kali anaknya keluar, hal-hal seperti inilah yang akan diterima Damar. Dihina, dicaci, dan memancing rasa geli. Tapi sore ini dia kehilangan Damar begitu saja. Sehabis mandi, Damar tak terlihat lagi diruang tamu yang lupa dikuncinya.

Dihina? Dicaci? Merasa geli?
Bagiku Damar tak mengganggu sama sekali. Dia hanya diam, tak mengganggu. Dia bahkan tak banyak bicara. Lagipula apa salahnya anak keterbelakangan mental mendapat hak yang sama seperti anak lainnya? Andai bisa memilih, kita tahu bahwa Damar juga tak pernah meminta dilahirkan seperti itu. 

Siapa juga yang mau dilahirkan dalam kekurangan. Entah fisik atau apapun itu. Mungkin kita juga belum tentu bisa membantu mengurangi bebannya, tapi yang perlu kita tahu, baik Damar atau siapapun itu, mereka punya hak yang sama untuk diterima. Mereka juga butuh cinta, sama seperti kita. Berhentilah menghakimi takdir yang jatuh pada siapapun itu. 

Dan untukmu Damar. Tersenyumlah. Juga tak perlu takut untuk terus berjuang menghadapi dunia. Entah akan ada ataupun tidak orang-orang yang menerima mu dengan tangan terbuka. Mulai hari ini kamu hanya perlu berbahagia dan berjuang lebih keras lagi bersama bunda. Karena sungguh masih lebih baik kamu ketimbang kami yang sempurna tapi cacat dalam hatinya. Kuatlah Damar, agar tak lantas kamu tergilas dunia. Percaya dan bersabar saja, selalu ada hati yang lebih bisa menerima ketulusan. Daripada kesempurnaan yang penuh kepura-puraan.


"...anak-anak penyandang cacat tidak dapat dipisahkan begitu saja dari pendidikan atau pembinaan." http://ilmurenggos.blogspot.co.id/2015/02/makalah-penjas-adaptif-pengertian-dan.html





Monday, November 16, 2015

Meski telah mengenalmu lama, ternyata cinta justru hadir setelah aku alami beberapa luka.

Siapa sangka, hatiku justru jatuh pada dirimu yang tak diduga-duga. Teman mainku sendiri. Diantara mereka yang hadir ternyata kamu justru jadi satu-satunya yang bisa membuatku lupa dengan dia yang telah memilih berlalu dari hidupku, tanpa rasa yang tersisa. Sungguh, sisimu ternyata bisa jadi tempat yang nyaman untuk aku berhenti dan beristirahat melepas penat.

Kamu orang biasa, datang dari keluarga yang biasa, dengan pekerjaan yang biasa, benar-benar tak ada yang wah. Tapi entah mengapa saat bersamamu aku selalu merasa bahagia. Saat didekatmu aku merasa diterima sepenuhnya. Dalam pelukmu ada rasa seperti penerimaan sesungguhnya. Juga tak perlu kupungkiri, mungkin cinta kita tak akan sarat dengan drama, karena selama ini kita selalu jadi apa adanya.

Andai bisa sejak awal ku mulai denganmu saja. Mungkin tak perlu kuhampiri banyak hati yang hanya berniat menyakiti, dan membuatku terluka sejadi-jadinya. Bisa kamu bayangkan? Aku sudah berjalan sejauh ini, ternyata perhentianku ada didepan mata. Kamu mengajarkan padaku bahwa bahagia sebetulnya sederhana. Tak perlu berlari sampai terlunta-lunta. Karena bila mau sedikit saja bersyukur ternyata bahagia bisa kutemukan dimana saja dengan siapa saja.

Kamu yang sebelumnya tak pernah kuperhitungkan dalam hal tentang cinta. Tak pernah ku pandang sebagai sosok yang istimewa. Atau malah aku tak pernah melihatmu sebagai pria, justru mampu membawaku pada cinta yang sebenarnya. Aku jatuh, sejatuh-jatuhnya pada hatimu tanpa satupun alasan yang bisa kuutarakan. Ada perasaan lain yang tak bisa dijelaskan sekedar dengan kata. Yang pasti. Denganmu, aku seperti sanggup menjalani berbagai macam masalah kedepannya.

Kamu bahkan bisa mengubah manis hal-hal yang pahit menurut garis takdirnya. Mengetuk hatiku perlahan tanpa pemaksaan. Disampingku diam dan mendengarkan. Tak pernah mengikat dalam berbagai tuntutan. Disampingmu ada cinta yang tetap buatku bebas terbang. Karena kamu tahu semua yang ditakdirkan bersama pasti akan pulang pada waktunya.

Kini aku bisa dengan yakin berucap bahwa kamulah poros jutaan rinduku. Baru kini bisa kurasa, genggaman tanganmu ternyata semacam hal yang sederhana tapi punya nilai yang sebetulnya. Saat menatap jauh kedalam matamu aku seperti diyakinkan tentang masa depan sekalipun tanpa jutaan gombalan. Dan aku bisa merasakan, kamu hadir bukan untuk mencintaiku saja tapi semua keluargaku juga tak luput dari segudang keperdulianmu.

Hai kamu, lelakiku. Kini kutitipkan hati dan cintaku padamu. Bisakah kamu kupercaya untuk menjaganya? Kuharap iya. Agar tak mesti lagi kurasakan getirnya perpisahan kemudian membuatku menangis tersedu-sedu disudut tempat tidurku sepanjang malam. Bisakah kita mulai sekarang hanya untuk saling memperjuangkan tanpa ada yang berusaha melepaskan? Sungguh, aku berharap padamu pencarianku terhenti selamanya.